Para PSK tolak pakai kondom

Kampanye penggunaan kondom perempuan di kalangan Pekerja Seks Komersial tidak berjalan mulus. Para pelacur menolak menggunakan kondom tersebut karena kerap “berbunyi” saat melayani tamunya.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Nur Munawaroh mengatakan penggunaan kondom perempuan yang menjadi program kampanye penanggulangan penularan HIV/AIDS banyak menuai keluhan dari PSK. “Katanya kalau dipakai sering berbunyi atau berisik,” katanya.
Pemakaian kondom perempuan yang berbentuk seperti jala dengan lingkaran karet atau sutra pada ujungnya ini menurut Nur Munawaroh memang cukup rumit. Alat ini berfungsi menahan cairan sperma yang masuk ke dalam organ intim perempuan untuk mencegah pembuahan. Sayangnya meski dilapisi cairan pelumas yang lembut, bahan dasar kondom yang terbuat dari plastik ini kerap menimbulkan suara berisik saat bersentuhan dengan penis. “Kan gak lucu kalau suaranya terdengar orang lain,” kata Nur Munawaroh.
Selain suara berisik yang banyak diprotes pria hidung belang, proses pemasangan dan pelepasan kondom juga cukup rumit. Jika tidak hati-hati, ujung kondom yang menyerupai kantong plastik itu akan tertinggal di dalam. Hal inilah yang membuat para PSK menolak pemakaian alat pengaman tersebut meski dibagikan secara gratis.
Untuk mencegah potensi penularan HIV/AIDS kepada kelompok resiko tinggi seperti mereka, Nur Munawaroh berharap adanya inovasi dari produse kondom untuk merancang bentuk kondom yang lebih nyaman. Jika tidak penyebaran kondom prempuan tersebut akan sia-sia. “Kami hanya bisa berharap kepada pria hidung belang untuk memakai pengaman mereka,” katanya.
Tahun ini Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kediri telah menerima bantuan kondom perempuan sebanyak 3.000 buah dari lembaga swadaya masyarakat Global Found yang bermarkas di Genewa. Lembaga tersebut telah membangun kerjasama dengan KPAD di seluruh tanah air untuk mengurangi penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri saat ini terdapat 153 penderita HIV/AIDS sejak ditemukan pertama kali tahun 1996 silam. Diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring perilaku masyarakat yang negatif.
wakakakaka, kira – kira tuh bunyinya nyaring mana ama desahannya ya??